Nama EJAE tengah menjadi sorotan internasional setelah kiprahnya dalam film animasi Netflix “KPop Demon Hunters” (2025) mencuri perhatian publik. Tak hanya mengisi suara sebagai karakter Rumi, penyanyi sekaligus komposer berbakat ini juga menjadi sosok di balik lagu “Golden”, salah satu soundtrack utama film tersebut yang kini viral di berbagai platform musik digital.
Namun, di balik kesuksesan dan sorotan dunia, perjalanan EJAE menuju titik ini tidaklah mudah. Sebelum dikenal luas sebagai musisi global, ia sempat menjalani masa panjang sebagai trainee di SM Entertainment, salah satu agensi terbesar di Korea Selatan yang melahirkan banyak idol ternama seperti EXO, Girls’ Generation, hingga Red Velvet.
Meski gagal debut sebagai idol K-Pop, EJAE membuktikan bahwa kegagalan bukan akhir segalanya. Justru, pengalaman panjangnya sebagai trainee menjadi fondasi kuat yang membentuk dirinya menjadi artis sejati dengan jangkauan global.
Awal Karier dan Perjalanan di Dunia Musik
Kini dikenal sebagai penyanyi dan penulis lagu yang berkiprah secara internasional, EJAE memulai kariernya dengan semangat tinggi di industri hiburan Korea. Setelah merilis lagu dan tampil di sejumlah proyek musik di Amerika Serikat, ia kembali ke Seoul pada pertengahan 2025 untuk menghadiri peluncuran KPop Demon Hunters.
Dalam konferensi pers yang digelar di Seoul, EJAE tak bisa menyembunyikan rasa haru sekaligus tak percaya atas kesuksesan film dan lagu-lagu ciptaannya.
“Aku masih tidak percaya. Beberapa bulan lalu aku hanyalah komposer biasa, dan sekarang semuanya terasa luar biasa,” ungkapnya seperti dikutip dari Star News, Kamis (15/10/2025).
Dalam film KPop Demon Hunters, EJAE bukan hanya mengisi soundtrack, tetapi juga berperan sebagai Rumi, salah satu karakter utama yang digambarkan sebagai anggota girl group yang melawan kekuatan jahat di dunia bawah tanah. Karakter itu dianggap mencerminkan perjuangan banyak idol perempuan di dunia nyata — berjuang keras di balik gemerlap panggung.
Berkat peran tersebut, nama EJAE melambung pesat, terutama di kalangan penggemar internasional yang memuji suara khas dan kemampuan emosionalnya dalam bernyanyi. Lagu “Golden” yang ia ciptakan sendiri bahkan berhasil menembus jajaran tangga lagu global, memperkuat posisinya sebagai artis Korea yang mendunia.
Satu Dekade Menjadi Trainee di SM Entertainment
Sebelum mencapai puncak kariernya, EJAE melewati masa-masa sulit yang panjang. Ia bergabung dengan SM Entertainment pada tahun 2003, ketika masih berusia belasan tahun. Di bawah sistem pelatihan ketat agensi tersebut, ia belajar bernyanyi, menari, hingga membangun mentalitas profesional layaknya idol K-Pop.
Namun, kenyataan tidak selalu sesuai harapan. Meskipun memiliki kemampuan vokal yang mumpuni dan dedikasi tinggi, kesempatan debut tak pernah datang.
“Aku merasa sangat kecewa saat itu. Aku sering gagal dan merasa tidak diterima. Tapi aku tidak menyalahkan siapa pun. Itu bagian dari proses yang harus kujalani,” tutur EJAE dalam wawancara bersama MHN Media.
Pemilik nama asli Kim Eun-jae ini mengaku bahwa bertahun-tahun menjalani kehidupan sebagai trainee membuatnya tumbuh lebih kuat. Ia belajar menghadapi kegagalan, tekanan kompetisi, hingga rasa tidak percaya diri yang kerap menghantui banyak calon idol.
“Setiap penolakan memang menyakitkan, tapi aku akhirnya belajar bahwa kegagalan itu bukan tanda berhenti. Itu cara hidup memberiku waktu untuk menemukan siapa aku sebenarnya,” katanya dengan tenang.
EJAE menyadari bahwa meskipun jalannya untuk menjadi idol tertutup, passion-nya terhadap musik tidak pernah padam. Ia pun mulai mencari cara lain untuk tetap berada di dunia yang dicintainya.
Transformasi: Dari Idol Trainee ke Komposer dan Penyanyi Profesional
Perlahan tapi pasti, EJAE mulai menemukan identitas barunya di dunia musik. Ia menyalurkan bakat dan pengalaman yang ia dapat selama masa trainee ke dalam bentuk yang berbeda — menulis lagu dan menjadi komposer.
“Aku mulai fokus menulis lagu dan menciptakan musikku sendiri. Itu adalah cara terbaik bagiku untuk mengekspresikan diri dan bangkit dari kegagalan,” ungkapnya.
Langkah itu ternyata menjadi titik balik besar dalam hidupnya. Ia mulai berkolaborasi dengan berbagai musisi dan produser, baik di Korea maupun di luar negeri. Karya-karyanya menarik perhatian sejumlah label dan rumah produksi internasional, hingga akhirnya ia dilibatkan dalam proyek animasi global KPop Demon Hunters.
Film ini bukan hanya memperkenalkan budaya K-Pop ke ranah sinema dunia, tetapi juga menjadi wadah bagi para musisi Korea untuk menunjukkan keberagaman dan kreativitas mereka. Peran EJAE sebagai komposer sekaligus pengisi suara menunjukkan bahwa talenta Korea tidak terbatas pada panggung idol semata.
Kini, setelah kesuksesan besar film dan soundtrack-nya, EJAE disebut sebagai salah satu wajah baru musik Korea yang paling berpengaruh di kancah global.








