Heechul Super Junior Ungkap Pengalaman Mengerikan Dikejar dan Diintai Sasaeng

Fredy

12 October 2025

3
Min Read
Heechul Super Junior Ungkap Pengalaman Mengerikan Dikejar dan Diintai Sasaeng
Heechul Super Junior Ungkap Pengalaman Mengerikan Dikejar dan Diintai Sasaeng

On This Post

Fenomena sasaeng, atau penguntit artis Korea Selatan, masih menjadi bayang-bayang kelam di dunia hiburan K-Pop hingga kini. Meski berbagai upaya telah dilakukan untuk melindungi privasi para selebritas, aksi obsesif dan ekstrem dari sasaeng belum benar-benar hilang. Mereka bukan sekadar penggemar yang terlalu antusias, melainkan individu yang melanggar batas pribadi dan keamanan idola mereka.

Dulu, istilah yang populer adalah “sasaeng fans”, merujuk pada penggemar yang terobsesi berlebihan terhadap idolanya. Namun, seiring waktu, kata “fans” mulai dihapus dari istilah tersebut karena perilaku mereka tidak lagi merepresentasikan penggemar sejati. Kini, “sasaeng” lebih tepat disebut sebagai oknum pengganggu yang kerap membuat hidup para artis Korea tidak tenang.

Heechul Super Junior Buka-bukaan Tentang Pengalaman Kelamnya

Salah satu artis yang paling sering bersinggungan dengan sasaeng adalah Heechul, anggota grup legendaris Super Junior. Dalam acara YouTube iLSang TV yang dibawakan oleh Yoon Il Sang, Heechul secara jujur membagikan pengalaman pribadinya menghadapi para penguntit.

Dengan nada serius, Heechul mengenang masa-masa ketika mobilnya sering dikejar sasaeng menggunakan taksi.

“Mereka buru-buru naik taksi dan mengejarku. Aku jadi harus berhenti di salah satu gang, keluar, menghampiri taksi itu, dan memarahi mereka,” ungkapnya.

Namun, alih-alih kapok, para sasaeng justru merasa senang saat mendapat teguran langsung dari sang idola. “Ironisnya, saat aku marah, mereka malah tersenyum dan menganggapnya momen spesial,” tambah Heechul.

Fenomena ini ternyata tidak berdiri sendiri. Menurut pengakuan Heechul, sebagian supir taksi di Korea Selatan pernah memanfaatkan aktivitas sasaeng untuk meraup keuntungan. Mereka bekerja sama dengan sasaeng, memberikan informasi pribadi artis atau bahkan mengejar mobil idola dengan tarif mahal.

“Beberapa pengemudi taksi tahu di mana member TVXQ dan Super Junior tinggal, bahkan restoran yang sering kami datangi,” tutur Heechul.

Dalam periode puncak popularitas Super Junior di pertengahan 2000-an, taksi sasaeng menjadi fenomena tersendiri di kalangan penggemar K-Pop. Banyak pengemudi yang menawarkan “layanan” khusus bagi penggemar asing yang ingin “mengintip” kehidupan pribadi idola mereka. Praktik ini, tentu saja, membahayakan keselamatan artis dan merusak citra industri hiburan Korea.

Heechul menambahkan, usia sasaeng yang mengganggunya ternyata tidak hanya berasal dari kalangan remaja. Ia mengaku masih bisa memaklumi jika perilaku itu datang dari anak muda yang belum dewasa secara emosional. Namun, kenyataannya, banyak sasaeng berasal dari kelompok usia dewasa yang justru melakukan tindakan lebih ekstrem.

Fenomena ini menunjukkan bahwa sasaeng bukan sekadar masalah kenakalan remaja, melainkan bentuk obsesif kompulsif yang seringkali disebabkan oleh budaya fanatisme berlebihan terhadap selebritas.

Pelanggaran Privasi yang Tak Masuk Akal

Pengalaman paling mengejutkan datang dari kejadian saat para sasaeng berhasil masuk ke asrama Super Junior. Heechul mengaku, suatu hari ia mendapati barang-barang pribadi asing di kamar mereka, termasuk pembalut wanita yang ditinggalkan dengan sengaja.

Kasus-kasus ekstrem seperti yang dialami Heechul membuat agensi hiburan Korea Selatan kini lebih tegas menghadapi sasaeng. Banyak perusahaan besar, seperti SM Entertainment, HYBE, dan JYP Entertainment, menerapkan kebijakan “zero tolerance” terhadap penguntit.

Meski telah mengalami banyak hal tidak menyenangkan, Heechul tetap menunjukkan sisi bijaknya. Ia berharap para penggemar bisa menunjukkan cinta dengan cara yang sehat dan menghormati batas pribadi artis.

“Kami tahu kalian mencintai kami, tapi cinta itu seharusnya memberi rasa aman, bukan ketakutan,” ujarnya menutup wawancara.

Pernyataan itu menjadi pengingat penting bagi budaya penggemar K-Pop yang terus berkembang secara global. Kecintaan terhadap idola seharusnya mendorong apresiasi terhadap karya, bukan menciptakan tekanan psikologis atau ancaman privasi bagi mereka.

Related Post